Senin, 21 Desember 2009

PENGAMATAN MORFOLOGI BAKTERI DENGAN PENGECATAN NEGATIF DAN SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGAMATAN MORFOLOGI BAKTERI
DENGAN PENGECATAN NEGATIF DAN SEDERHANA









OLEH
SURYATI
NIM 0402509005


Tanggal Praktikum: 31 Oktober 2009
PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2009/2010
PENGAMATAN MORFOLOGI BAKTERI
PENGECATAN NEGATIF

I. TUJUAN
Untuk melihat bakteri dengan metode yang cepat, dengan latar belakang gelap dan dapat dipakai untuk mengukur besarnya bakteri.

II. LANDASAN TEORI
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan dan interaksinya dengan makhluk lain dapat berupa kompetisi, simbiosis mutualisme, parasitisme maupun komensalisme. Dalam ekosistem bakteri berperan sebagai Dekomposer.
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nucleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak pathogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargareta). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagella yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".
Adapun ciri-ciri bakteri adalah :
a. Tubuh uniseluler (bersel satu)
b. Tidak berklorofil
c. Reproduksi dengan cara membelah diri (dengan pembelahan amitosis)
d. Habitat bakteri hidup di mana-mana (tanah, air, udara dan makhluk hidup)
e. Ukuran bakteri 0 -3 mikron

A. Struktur sel


Gambar 1. Struktur sel prokariota

B. Morfologi/bentuk bakteri


Gambar 2. Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/Morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
C. Alat gerak bakteri


Gambar 3. Alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
1. Atrik, tidak mempunyai flagel
2. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
3. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
4. Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
5. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah:
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya.
1. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.
2. Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
3. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Bakteri dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa pengecatan yaitu dengan cara khusus misal hanging drop, namun pengamatannya lebih sukar karena bakteri transparan. Untuk melihat sel bakteri lebih jelas sampai struktur selnya, perlu dilakukan pengecatan. Beberapa pengecatan pada bakteri adalah Pengecatan Negatif, Sederhana dan Gram. Ketiga pegecatan ini digunakan untuk mengetahui bentuk bakteri. Kemudian Pengecatan Spora bakteri digunakan untuk melihat bagian-bagian bakteri.
Pengamatan bakteri dengan Pengecatan Negatif bukan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, pada permukaan ini bakteri kelihatan transparan dan tampak jelas diantara medan yang gelap, karena pewarna tersebut tidak menembus bakteri. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.

III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Mikroskop dengan perbesaran kuat
2. Gelas benda dan gelas penutup
3. Ose lurus
4. Pipet
5. Batang gelas
6. Lampu spiritus
B. BAHAN
1. Biakan bakteri dalam medium padat (agar) umur 24 - 48 jam
2. Larutan cat nigrosin atau tinta cina
3. Xilol
4. Minyak emersi
5. Alkohol 70 %
6. Kertas tissue

IV. CARA KERJA
1. Membersihkan gelas benda dengan alcohol kemudian di ganggang di atas lampu spiritus.
2. Mengambil satu ose biakan bakteri secara aseptis kemudian diletakkan di atas gelas benda.
3. Meneteskan larutan nigrosin satu atau dua tetes di atas biakan tadi.
4. Meratakan biakan bakteri yang sudah tercampur nigrosin dengan batang gelas sehingga merupakan lapisan yang tipis sekali.
5. Mengering anginkan.
6. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat memakai minyak emersi.
7. Menggambar dan memperhatikan bentuk bakter yang tampak transparan dengan latar belakang gelap.

V. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar koloni bakteri dalam medium agar






2. Gambar mikroskopis bakteri dengan perbesaran 10 x 10

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini pengecatan yang digunakan adalah pengecatan negatif. Pengecatan negatif bertujuan untuk melihat bakteri dengan latar belakang yang gelap dan dapat dipakai untuk mengukur bentuk dan besarnya bakteri. Selain itu pengecatan negatif merupakan metode yang cepat untuk melihat bakteri.
Pada pengecatan negatif suspensi kuman dibuat dalam zat warna nigrosin/tinta cina. Dalam hal ini kuman tidak diwarnai dan tampak sebagai benda-benda terang dengan latar belakang hitam. Berhasilnya metode pewarnaan yang dilakukan dengan pengecatan negatif perlu diperhatikan terutama adalah dalam hal ketika sterilisasi alat. Mengapa pada sterilisasi jangan sampai terabaikan karena dalam hal sterilisasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diiginkan. Di mana sterilisasi dapat mempengaruhi hasil praktikum yaitu dengan sterilisasi tidak terjadi atau tidak berlangsung dengan baik, maka akan tumbuh makhluk hidup/mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dan hal tersebut akan mempengaruhi hasil praktikum. Selain itu saat pengeringan harus benar-benar kering agar preparat tidak rusak. Khususnya untuk pewarnaan negatif diperhatikan pula jumlah nigrosin yang digunakan jangan sampai berlebih, campuran mikroorganisme dan pewarna harus diseret di atas kaca obyek bukan sekedar didorong.
Pada pengecatan negatif terlihat bakteri soliter dengan warna biru cerah berbentuk batang dengan ujungnya sedikit bentuk persegi. Bakteri tersebut adalah Bacillus subtilis. Bakteri subtilis merupakan kuman golongan Bacillaceae berbentuk batang (basil) dan berspora (endospora) bersifat gram positif. Bergerak negatif dan tumbuh secara aerob. Dapat menyebabkan penyakit Meningitu, endokardilis, infeksi mata dan lain-lainnya.
Selain menyebabkan penyakit ada pula peranan bakteri yang menguntungkan yaitu sebagai pengurai (saprofit). Penghasil antibiotik dari golongan bakteri Actinomycetes, penghasil bahan pangan seperti, Lactobacillus bulgaricus sebagai penghasil yogurt, Acetobacter xylinum sebagai penghasil Nata decoco, yang berfungsi juga sebagai pengikat N2 bebas di udara.
Dari pengamatan tersebut tampak endospora Bacillus yang berbentuk sentral, warna bakteri dengan latar belakang gelap. Pada Bacillus subtilis jenis-jenis ataupun letak endospora terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Endospora yang letaknya diterminal, yaitu posisi endospora pada sel bakteri berada di ujung.
2. Endospora subterminal
Merupakan sel bakteri dengan letak endospora diantara sentral dan ujung dari badan sel.
3. Endospora sentral
Merupakan sel bakteri di mana letak endosporanya berada tepat di tengah dari badan sel.
Percobaan morfologi bakteri tidak terlepas dari kendala-kendala yang dapat mengurangi akurasi pengamatan. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah :
1. Pada tahap sterilisasi bila keadaan dari perlakuan kurang sempurna dapat menyebabkan salah pengamatan.
2. Penggunaan bahan sampel yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada preparat.
3. Hasil pengamatan yang berbeda dari setiap praktikan menyebabkan persepsi yang berbeda, sehingga kadang mempengaruhi pemahaman yang signifikan antar praktikan.
4. Terjadinya kerusakan pada alat seperti halnya mikroskop.
5. Selain itu kadang masih ada praktikan yang belum benar-benar mampu dalam mengoperasikan mikroskop, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pengamatan yang diinginkan/yang sesuai dengan teori.
Langkah-langkah untuk menanggulangi kerusakan akibat dari kendala-kendala tersebut di atas hendaknya praktikan benar-benar memahami dan bersungguh-sungguh atas apa yang akan dipraktekkan serta berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum dan jika menemukan kesulitan hendaknya berkonsultasi dengan Asisten praktikum atau Dosen Pengampu saat melaksanakan praktikum.

VII. KESIMPULAN
1. Pada pengecatan negatif terlihat bahwa bakteri tidak terwarnai dan tampak sebagai benda-benda terang dengan latar belakang gelap (hitam).
2. Gambar bakteri yang ditemukan adalah bakteri bentuk batang (Bacillus).
3. Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif dan bergerak negatif.


DAFTAR PUSTAKA
Harnina, S. dkk. 2006. Diktat Asistensi dan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.
Http//www.E-dukasi.net
Nirwati, Hera. Pembuatan Preparat dan Pengecatan dalam Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Mengetahui, Semarang, 5 Desember 2009
Dosen Pengampu Praktikan

Dr. Siti Harnina Bintari, M.S Suryati




PENGAMATAN MORFOLOGI BAKTERI
PENGECATAN SEDERHANA

I. TUJUAN
Untuk melihat struktur bakteri dengan pengecatan sederhana, latar belakang terang dan mengamati cirri-ciri tertentu bakteri.

II. LANDASAN TEORI
Pegecatan yang paling umum digunakan adalah pengecatan sederhana. Disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis cat untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Cat yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Pengecatan sederhana memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi. Disamping itu pula dapat diamati struktur-struktur tertentu seperti endospora.
Pada bakteri bentuk batang misalnya Bacillus subtilis jenis-jenis ataupun letak endospora terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Endospora yang letaknya diterminal, yaitu posisi endospora pada sel bakteri berada di ujung.
2. Endospora subterminal
Merupakan sel bakteri dengan letak endospora diantara sentral dan ujung dari badan sel.
3. Endospora sentral
Merupakan sel bakteri di mana letak endosporanya berada tepat di tengah dari badan sel.

III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Mikroskop dengan perbesaran kuat
2. Gelas benda dan gelas penutup
3. Ose lurus
4. Pipet
5. Batang gelas
6. Lampu spiritus

B. BAHAN
1. Biakan bakteri dalam medium padat (agar) umur 24 - 48 jam
2. Larutan cat Ziehl Neelsen carbol fuchsin atau larutan cat Hucker’s crystal violet/Methylen blue.
3. Alkohol 70 %
4. Kertas tissue

IV. CARA KERJA
1. Membersihkan gelas benda dengan alcohol sampai bebas lemak, kemudian diganggang di atas nyala lampu spiritus.
2. Mengambil secara aseptik 1 ose suspensi bakteri dan meratakan diatas gelas benda seluas 1 cm.
3. Mengering anginkan preparat tersebut, hingga membentuk noda.
4. Setelah kering preparat lalu difiksasi dengan cara memanaskan di atas nyala lampu spiritus (melalukan preparat di atas nyala lampu spiritus 6 sampai 7 kali).
5. Setelah dingin meneteskan pada noda larutan cat sebanyak 1 atau 2 tetes, dan membiarkan selama 1 atau 2 menit.
6. Mencuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa cat tercuci seluruhnya.
7. Selanjutnya mongering-anginkan preparat.
8. Mengamati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat dengan minyak emersi. Sel-sel bakteri akan tampak berwarna merah (ungu) dengan latar belakang yang terang.
9. Menggambar bentuk-bentuk bakteri






V. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar koloni bakteri dalam medium agar


2. Gambar mikroskopis bakteri dengan perbesaran 10 x 10


VI. PEMBAHASAN
Pada pengecatan sederhana menggunakan pewarna cat Methylen blue. Dinamakan pengecatan sederhana karena pewarnaannya hanya menggunakan salah satu jenis zat warna yaitu dengan menggunakan cat Methylen blue. Pada umumnya bakteri mudah mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (menyukai/cenderung ke basa). Pewarnaan ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan tipe morfologi kokus, basillus, vibrio, spirillum dan sebagainya, serta struktur-struktur tertentu seperti endospora.
Pada pengecatan sederhana terlihat bakteri yang terpisah-pisah agak berjauhan dengan bentuk batang. Pada bagian dalam sel tampak berwarna kebiruan. Hal ini karena dinding sel Bacillus permeabilitas dinding selnya kurang sehingga zat warna yang masuk tak dapat keluar.
Selain itu tampak bakteri berbentuk batang pendek, dengan dinding sel berwarna biru, tampak adanya bakteri yang mengumpul tetapi terpisah-pisah dinding selnya. Bakteri yang terlihat adalah Escherichia coli. Untuk sel-sel Escherichia coli pada bagian sitoplasmanya nampak berwarna merah, warna tersebut dikarenakan adanya granula metakromatik.

VII. KESIMPULAN
1. Pada pengecatan sederhana bakteri Escherichia coli tampak sebagai sel berwarna merah dan bakteri Bacillus subtilis tampak sebagai sel berwarna biru dengan latar belakang terang.
2. Granula sitoplasma bakteri bila diwarnai dengan zat warna biru tua tidak berwarna biru tapi berwarna merah disebut granula metakromatik.

DAFTAR PUSTAKA
Harnina, S. dkk. 2006. Diktat Asistensi dan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.
Http//www.E-dukasi.net
Nirwati, Hera. Pembuatan Preparat dan Pengecatan dalam Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Mengetahui, Semarang, 5 Desember 2009
Dosen Pengampu Praktikan